Sebagai Rasul, baginda saw diperintahkan Allah supaya memberikan peringatan, menyeru dan menyampaikan risalah Tauhid dan menyebarkan ajaran Islam seluas-luasnya kepada sekelian umat manusia.
Dan firman-Nya: “Maka berilah peringatan (wahai Muhammad), karena sesungguhnya kamu hanyalah MUZAKKIR (orang yang memberi peringatan).” (Surah Al Ghasyiah : 21).
Yakni: Berilah peringatan wahai Muhammad kepada manusia terhadap risalah Allah yang diamanahkan kepadamu untuk disampaikan, karena sesungguhnya engkau hanyalah pemberi ingat.
Ibarat mengusahakan sebuah dusun buah-buahan di hutan belantara yang tebal. Bermula daripada meneroka, memugar, membajak, menyemai benih, menanam, menyiram dan menuai hasilnya.
Demikianlah 23 tahun perjuangan Nabi saw.
23 tahun yang penuh dengan rahmah dan barakah..
Dengan sepenuh iltizam dan istiqamah, baginda saw telah merealisasikan tujuan dan dasar-dasar mulia tadi dengan jayanya.
Bukan urusan Nabi saw
Bagaimana pun, apa yang mendiam, tersembunyi dan dan berselirat di dalam hati manusia, bukanlah urusan Nabi saw. Untuk menjadikan seseorang itu mukmin atau seseorang itu kekal munafik atau kafir juga bukanlah urusan baginda. Itu mutlak kerja Allah.
Oleh karena itu Allah Ta’ala berfirman: “Kamu bukanlah orang yang berkuasa atas mereka.” (Surah Al Ghasyiah : 22).
Ibnu Abbas, Mujahid dan selain keduanya berkata: Kamu bukanlah pemaksa atas mereka.
Dan Ibnu Zaid berkata: Kamu bukanlah orang yang memaksakan keimanan mereka atas.
Dari Jabir r.a., Rasulullah ? bersabda: Saya diperintah untuk memerangi manusia sampai mereka mengatakan: Laa Illaha Illallah, ketika mereka telah mengucapkannya terjagalah dariku darah-darah mereka, harta-harta mereka kecuali dengan haknya dan perhitungannya di tangan Allah Ta’ala. Kemudian beliau membaca: “Maka berilah peringatan, karena sesungguhnya kamu hanyalah orang yang memberi peringatan. Dan kamu bukanlah orang yang berkuasa atas mereka.” (Riwayat Muslim).
Di dalam kitab sahih Imam Bukhari dan Muslim pula tercatat sabda Nabi saw kepada Khalid Ibni Walid r.a.: ”..Sesungguhnya aku tidak diperintahkan supaya mengorek hati-hati manusia dan membelah perut-perut mereka.”
Padah buat mereka yang berpaling
Dan firman-Nya: “Kecuali orang yang berpaling dan kafir.” (Surah Al Ghasyiah : 23).
Yakni: orang yang tubuh badannya berpaling dari melakukan amalan, hati dan lisannya berpaling dari keimanan selanjutnya ia mengkufurkan kebenaran.
Firman Allah Ta’ala: “Dan ia tidak mau membenarkan (Rasul dan Al-Qur`an) dan tidak mau mengerjakan shalat, tetapi ia mendustakan (Rasul) dan berpaling (dari kebenaran).” (Al-Qiyamah: 31-32).
Oleh karena itu Allah Ta’ala berfirman: “Maka Allah akan menyiksanya dengan siksaan yang sangat besar.” (Surah Al Ghasyiah : 24).
Kesudahan sekelian Manusia
Apakah manusia yang kafir menyangkakan bahawa mereka akan kekal selama-lamanya di bumi yang fana ini? Mereka sekali-kali tidak boleh lari dari kenyataan dan kebenaran bahawa mereka, kita dan sekelian manusia tetap akan kembali kepada Allah Yang Mha Berkuasa.
FirmanNya: “Sesungguhnya kepada Kami-lah kembalinya mereka.” (Surah Al Ghasyiah : 25).
Yakni: Tempat kembalinya mereka.
“Kemudian sesungguhnya atas Kami perhitungan mereka.” (Surah Al Ghasyiah : 26).
Yakni: Kamilah yang akan menghitung mereka terhadap amalan-amalan mereka dan Kami akan membalas mereka dengannya. Jika amalan mereka kebaikan, maka balasan mereka adalah kebaikan sepertinya juga, dan jika amalan mereka itu berupa lumpur kejahatan, maka balasan untuk mereka selayaknya kejahatan juga.
Lihat, amanah yang dipikulkan ke atas pundak Nabi saw adalah untuk melebarkan dakwah, memberikan peringatan dan menyampaikan Islam, sebaliknya kerja Allah swt ialah melakukan penghisaban dan pembalasan di Yaumul Qiyamah sana.
Ingatlah, sesungguhnya perhitungan dan penghisaban Allah itu benar dan pasti berlaku. Kiraannya tersangat halus, Maha terperinci sekira-kita tiada satu benda pun di dunia ini yang tertinggal tanpa hisab di akhirat sama.
Seorang mukmin yang benar pasti akan dimasukkan ke dalam syurga yang penuh kenikmatan, manakala balasan buat para pendusta, munafiq yang berpura-pura ialah dihumban ke dasar nereka yang terkebawah.
Bolehkah Puasa Sunat Selepas 15 Sya’ban?
12 years ago
0 comments:
Post a Comment